SETIAP TAHUN, 8 JUTA TON

SAMPAH PLASTIK MASUK KE LAUT.

Dan 60% nya berasal dari Asia.

Di seluruh kawasan ASEAN, banyak kita lihat bahwa sampah dan plastic mencemari pantai-pantai, lautan, dan ekosistem yang sangat rapuh seperti terumbu karang, serta membahayakan hewan laut yang kerap mengkonsumsi plastik sebagai makanannya.

Plastik juga membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai menjadi partikel kecil yang bercampur dengan air laut dan sulit untuk disaring. Apa yang kita namakan mikroplastik ini memengaruhi kehidupan di sepanjang rantai makanan, dan akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia yang mengkonsumsi makanan laut.

Menurut sebuah penelitian, Vietnam, Thailand, Indonesia, dan Filipina adalah empat penyumbang plastik di laut terbesar. Negara-negara ini adalah importir, produsen, dan konsumen utama plastik, dan memiliki sistem pengelolaan limbah terbatas yang menyebabkan kebocoran plastik ke lingkungan.

SEKARANG SAATNYA UNTUK BERTINDAK.

EPPIC memulai perjalanan selama 2,5 tahunnya untuk mengidentifikasi dan meningkatkan solusi-solusi baru yang menjanjikan di kawasan ASEAN untuk mengatasi masalah ini, dengan fokus khusus pada empat negara kontributor terbesar plastik di lautan: Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Selama Tahap 2 EPPIC (2021-2022), EPPIC menargetkan dua lokasi dengan mobilitas tinggi untuk menangani sampah plastik, di mana perubahan kecil dapat membuat perbedaan besar: Mandalika, Pulau Lombok di Indonesia dan Pulau Samal di Filipina.

Mandalika, Lombok Island

Mandalika, Lombok Island

Mandalika terletak di pesisir selatan Pulau Lombok yang terkenal dengan pantai pasir putih yang terhampar sepanjang 7,2 km. Mandalika merupakan salah satu lokasi dari “10 Bali Baru” yang dipilih Pemerintah Indonesia, bertujuan untuk mendorong perkembangan pariwisata di beberapa lokasi khusus di Indonesia.

 

Tentang lokasi

  • Wilayah utama Mandalika terdiri dari 4 desa dengan luas 6412 km2 sebagai Kawasan Utama, dan 2 desa seluas 1968 km2 sebagai Kawasan Penyangga, dengan populasi 46,432 (2020).
  • Jumlah wisatawan mencapai 618.120 pada 2019. Jumlah ini diproyeksikan meningkat empat kali lipat pada 2025.
  • Selain sektor pariwisata, aktivits perekonomian terbesar diantaranya adalah kegiatan budidaya garam, budidaya perairan, dan hutan mangrove.

 

Sampah dan sampah plastik di Mandalika

  • Total timbulan sampah di Mandalika adalah 215,7 ton/tahun pada tahun 2020 ketika terjadi penurunan kunjungan wisata karena pandemic Covid-19. Data kewilayahan menunjukan rerata timbulan sampah sebesar 2.149,3 ton/tahun.
  • Rata-rata timbulan sampah plastik di kawasan Mandalika adalah 107,8 ton/ tahun (data diambil pada saat terjadi pandemi). Tidak ada data timbulan sampah plastik sebelum masa pandemi.

 

Sampah Plastik di Laut

  • Jumlah sampah plastik di 5 pantai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika adalah 36 ton/ tahun (selama pandemi).
  • 2 jenis plastik utama yang banyak ditemukan adalah PETE/PET (4%) dan PP (70%). Plastik berjenis PE, seperti sisa-sisa jarring tangkapan ikan, berjumlah kurang dari 1%.
  • Plastik jenis PP ditemukan terutama dalam bentuk wadah makanan, botol minum yogurt, dan botol bayi.
  • Sampah plastik jenis PETE / PET 4,46%, sering dijumpai dalam bentuk botol minum air mineral, gelas air mineral dan lain-lain.

 

Sumber Sampah Plastik di Laut

  • Kegiatan Pariwisata dan pembangunan infrastruktur pariwisata
  • Pengelolaan sampah di darat kurang memadai

 

Samal Island

Kota Samal adalah sebuah kota pesisir yang terletak di Provinsi Savao del Norte, yang berlokasi tepat di jantung Teluk Davao di bagian selatan Filipina.

Fakta penting:

  • Kota Samal memiliki luas total 30.130 hektar dan tersusun atas dua pulau utama, yaitu Pulau Samal dan Pulau Talicud, dan pulau-puau kecil lainnya yaitu Pulau Malipano, Ligid Besar dan Ligid Kecil. Terdapat tiga danau dan aliran sungai utama di Samal, yaitu Sungai Benoling, Sungai Tagbaobo dan Danau Bagsak.
  • Pada tahun 2015, jumlah penduduk kota Samal berjumlah 104.123 orang dan terbagi dalam 26.245 keluarga. Sedangkan jumlah ini naik menjadi 110.000 pada tahun 2020.
  • Sebagai kota dengan sumber daya alam yang berlimpah, ekonomi Samal bergantung pada sektor pertanian, perikanan dan pariwisata.
  • Wisatawan yang mengunjungi Pulau Samal meningkat dari 520.000 pada tahun 2013 menjadi 1,8 juta di 2019.
  • Sebagai bagian dari Teluk Davao, Samal adalah rumah bagi kawasan dengan keanekaragaman hayati laut yang signifikan di Filipina. Samal dikenal memiliki beragam flora dan fauna laut. Namun, keanekaragaman hayati laut Samal terancam oleh pencemaran laut, yang sebagian besar mencakup sampah plastik.

Sampah Plastik di Kota Samal

  • Pada tahun 2013, total timbulan sampah sebesar 43.599,74 kg/hari dan diperkirakan bertamabah menjadi 48.241,93 kg/hari pada 2019.
  • Dari seluruh jenis timbulan sampah: 52% nya merupakan sampah makanan/biodegradable, 21% nya merupakan sampah layak daur ulang dan 27.6% merupakan sampah residu yang sebagian besar terbuat dari plastik.

Sumber polusi plastik:

  • Sampah rumah tangga
  • Pariwisata dan usaha makanan

Sampah yang berasal dari wilayah yang berbatasan yang mengalir hinggak ke pesisir Samal.

[1] Latest data from the Philippine Statistics Authority

[2] Based on Total Waste Generation Projections, ICAGOS Ecological Solid Waste Management Plan 2013-2023

Samal Island

Teluk
Ha Long

Teluk Ha Long

Teluk Ha Long adalah situs Warisan Dunia UNESCO yang terletak di Provinsi Quang Ninh di utara Vietnam.
Fakta penting:

  • Tiga daerah berbatasan dengan Teluk Ha Long dengan jumlah penduduk 477.000
  • Teluk Ha Long dikunjungi oleh 14 juta wisatawan pada tahun 2019, dengan pendapatan sebesar USD $ 1,25 miliar
  • Memiliki industri budidaya ikan yang besar dengan 20.600 hektar kolam budidaya dan 9.600 keramba ikan
  • Memiliki 40 pulau berpenghuni, banyak diantaranya memiliki  sistem pengelolaan sampah yang sangat terbatas
  • Sebagian besar limbah padat dibakar atau dikirim ke tempat pembuangan sampah
    Sampah plastik di Teluk Ha Long (perkiraan):
  • 28.283 ton sampah plastik dihasilkan setiap tahunnya
  • Sekitar 5.272 ton sampah plastik bocor ke laut setiap tahunnya
  • 34 ton sampah yang dihasilkan setiap harinya dari aktivitas pariwisata
  • 7 ton sampah dikumpulkan setiap harinya oleh kapal khusus selama musim wisata
  • Sampah plastik yang paling umum terdiri dari kotak styrofoam, kotak makan siang, kantong plastik, pelampung berpori, dan jaring ikan

Sumber utama polusi:

  • Pariwisata
  • Kegiatan penangkapan ikan
  • Hunian di pulau-pulau kecil
  • Pembuangan sampah di darat

 

Unduh studi baseline Teluk Ha Long Bay and Koh Samui di sini

Koh Samui

Koh Samui adalah pulau terbesar di sebuah kepulauan yang terletak di lepas pantai timur laut Provinsi Surat Thani di Thailand.

Fakta penting:

  • Koh Samui memiliki luas 227 km2 dengan jumlah penduduk 1.950.768
  • Koh Samui adalah destinasi wisata yang sangat terkenal dengan lebih dari 2,5 juta pengunjung di tahun 2017
  • Memiliki sistem pengelolaan limbah terbatas yang bergantung pada pengiriman limbah ke wilayah utama Thailand
  • Kesadaran masyarakat yang rendah dan pembuangan ilegal adalah praktik yang umum
  • Perikanan kecil beroperasi di sepanjang garis pantai untuk dijual ke pasar local

Sampah plastic di Koh Samui (perkiraan):

  • 10.800 ton sampah plastik dihasilkan setiap tahunnya
  • 51% dari total sampah laut di perairan Thailand adalah sampah plastik
  • 1.700 restoran, menghasilkan 132 kg sampah / toko / minggu
  • Sampah plastik yang paling umum ditemui diantaranya kantong plastik, botol, sedotan, dan stik pengaduk

Sumber utama polusi:

  • Pariwisata
  • Pembuangan sampah plastik di darat
  • Sampah laut

 

Unduh studi baseline Teluk Ha Long Bay and Koh Samui di sini

Koh Samui

EPPIC mencari solusi inovatif untuk memerangi polusi plastik, menawarkan alternatif berkelanjutan, meningkatkan rantai nilai plastik, mendorong terlaksananya daur ulang, meminimalisir polusi dari pariwisata, dan mendukung pemantauan terhadap plastik melalui kolaborasi dengan komunitas lokal untuk berkontribusi pada transisi hijau Mandalika, Pulau Lombok dan Pulau Samal.